Prasati merupakan budaya rupa yang berbentuk tulisan yang diukir di atas batu. Walau sebagian besar batu-batu ini berisikan tulisan,ada pula yang membuat gambar telapak kaki. Budaya prasasti yang penting telah ada sekitar abad ke -5 sebagai peninggalan kerajaan kutai di Kalimantan, yaitu berupa tujuh yupa yang berisi tulisan upacara korban untuk raja Mulawarman. Huruf yang dipergunakan adlah huruf palawa daan bahasa Sansekerta. Selain itu ditemukan pula prasasti peninggalan kerajaan Tarumanagara, diantaranya prasasti Ciaruteun berupa gambar telapak kaki, prasasti jambu (berisi kehebatan raja Purnawarman), prasati Tugu (berisi pengangkatan raja Purnawarman sebagai raja ke-22). Di lereng gunung Merbabu ditemukan prasasti Tuk Mas yang berisi berbagai ragam hias seperti trisula, kendi, kapak dan bunga teretai.
Pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, terdapat prasasti kedukan bukit bertahun 683 yang berisi kemenangan raja Dapunta Hyang. Ada pula prasasti Talang Tao bertahun 684 yang berisi pembuatan taman Sriksetra serta prasasti Telaga Batu yang berisi kutukan raja terhadap pembangkang dan pengkhianat kerajaan. Prasasti kota Kapur, Bangka bertarikh 686 berisi upaya Sriwijaya untuk menaklukkan pulau Jawa. Prasasti Karang Berahi gertarikh 686 sebagai tanda kekuasaan Sriwijaya atas wilayah tersebut. Prasasti Ligor bertarikh 775 sebagai tanda kekuasaan Sriwijaya atas wilayah itu.
Di masa kerajaan Mataram kuno terdapat prasasti Canggal di gunung Wukir bertarikh 732 yang menyebutkan bahwa wangsa Sanjaya membangun lingga di Jawa Dwipa. Kemudian prasasti Diniyo bertarikh 760 yang menyebutkan Raja Gajayana telah mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Hingga masa perluasan kekuasaan Majapahit, budaya prasasti tetap berlangsung seperti terlihat pada prasasti Adityawarman yang terdapat di batusangkar.(rm)