Pengertian
Islam Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima
yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk
aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman
Allah SWT dan, barangsiapa aslama atau menyerahkan
diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih
hati.Dari kata aslama itulah terbentuk
kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah
dan siap patuh pada ajaran-Nya
Penyebaran agama islam di Indonesia bagian Timur tidak hanya di Jawa,
Sulawesi namun Islam juga berkembang pesat di bagian timur Indonesia.
Ternate,dan tidore merupakan kunci dua kerajaan yang menjadi kunci penyebaran
islam di Maluku utara.
Namun, menurut Marwati, saat era pemerintahan
Raja Marhum di Ternate, agama Islam belum berkembang di Maluku. Saat itu,
memang datang seorang alim dari tanah Jawa, Maulana Hussein, yang mengajarkan
Alquran di Maluku. Sang alim juga mengenalkan kaligrafi Arab hingga menarik
perhatian raja Ternate dan masyarakatnya. Namun, Islam belum mendapatkan tempat
di sana. Untuk memperoleh komoditas berupa rempah-rempah, terutama cengkih dan
pala, para pedagang Muslim dari Arab dan Timur Tengah lainnya itu juga sangat
mungkin mendatangi daerah Maluku," ujarnya.
Lokasi Ternate dan Tidore berada di sebelah
barat pulau Halmahera, Maluku Utara. Nama Ternate dan Tidore pun sesuai nama
pulau yang menjadi pusat pemerintahan dua kerajaan tersebut. Dalam
perkembangannya, baik Ternate maupun Tidore, memiliki wilayah kekuasaan hingga
Irian dan Nusa Tenggara.
Dalam artikel "Kerajaan Ternate dan
Tidore" perpustakaan siber disebutkan, berdasarkan catatan orang Portugis,
Raja Maluku yang pertama kali memeluk Islam adalah Raja Ternate, Gapi Baguna
atau Sultan Marhum (1465-1485). Maluku pada masa lalu berbeda dengan Ambon.
Dalam Hikayat Ternate disebut Moeloka (Maluku) terdiri dari empat kepulauan,
yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Kerajaan Ternate dan Tidore
merupakan kerajaan bercorak Islam di kepulauan Maluku yang paling menonjol.
Sang sultan mendapat dakwah dari Datuk Maulana Husin.
Sebagaimana wilayah Indonesia lain, masuknya
Islam ke Maluku pun melalui para pedagang. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro
dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan
dan Perkembangan Islam di Indonesia, pada abad ke-14 Masehi di masa Kerajaan
Majapahit, Ternate dan Tidore telah menjalin hubungan perdagangan dan pelayaran
dengan Pelabuhan Tuban dan Gresik. Bahkan pada abad tersebut,
pelabuhan-pelabuhan di bawah Kerajaan Majapahit telah didatangi pedagang
Muslim.
Pascamangkatnya Sultan Marhum, Zainul Abidin
menggantikan sang ayah. Saat itulah ketertarikan pada Islam dimulai.
"Perkembangan Islam baru terjadi di era Raja Cico atau putranya Gopi
Baguna dan bersama Zainulabidin pergi ke Jawa belajar agama Islam. Zainulabidin
(1486-1500) berguru pada Prabu Atmaka atau Raja Buwala di Kediri. Sekembalinya
dari Jawa, ia pun menjadi ulama bernama Tuhubahalul," ujar Marwati.
Berdasarkan artikel siber, Zainul Abidin
bahkan belajar kepada Sunan Giri. Ia terkenal sangat giat mendakwahkan Islam.
Tak hanya di Ternate, ia juga berdakwah di kepulauan sekitar, bahkan hingga
Filipina Selatan. Setelah Sultan Zainal Abidin mangkat, pemerintahan di Ternate
berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan
Baabullah.
Bahkan, menurut Marwati, keturunan raja-raja
Maluku disebut-sebut sebagai keturunan Jafar Sadik dari Arab. Menurut sumber
tradisi setempat, Raja Ternate XII, Molomatea (1350-1357), menjalin hubungan
dekat dengan para Muslim Arab yang datang ke Maluku memberikan petunjuk
pembuatan kapal.Berdasarkan catatan Tome Pires 1512-1515, Ternate digambarkan
telah banyak didatangi kapal-kapal asal Gresik milik Pate Yusuf. Kala itu Raja
Ternate telah menggunakan gelar sultan, sementara raja-raja di sekitarnya masih
memakai gelar raja di Tidore, yakni gelar Kolano. Pada waktu itu, dikisahkan
Sultan Ternate tengah berperang dengan mertuanya yang menjadi raja di Tidore,
Raja Almansor. Baik Ternate, Tidore, Bacan, Mkyan, Hitu dan Banda, pada masa
kehadiran Tome Pires sudah banyak beragama Islam.
Demikian artikel tentang pengertian islam dan penyebaran Agama Islam di Indonesia bagian Timur semoga saja dapat bermanfaat bagi kita semua, dan jangan lupa berkunjng kembali. (MP)