Pembawa Injil Masuk Toraja

Advertisement
Pembawa Injil Masuk Toraja - Injil pertama kali ditaburkan oleh guru-guru sekolah Lanschap (anggota Indische Kerk-Gereja Protestan Indonesia), yang dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908. Para guru ini berasal dari Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang, dan Jawa. Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus, pada 16 Maret 1913 dilakukan pembaptisan pertama kepada 20 orang murid sekolah Lanschap di Makale oleh Pdt. Hulpprediker F. Kelleng dari Bontain. Pemberitaan Injil kemudian dilanjutkan secara intensif oleh Gereformerde Zendingsbond (GZB) yang datang ke Tana Toraja sejak 10 Nopember 1913. 


Pembawa Injil Masuk Toraja

Injil Masuk Toraja dibawa oleh Pdt. Antonie Aris van de Loosdrecht dan istrinya Alida van de Loosdrecht, dari Belanda. Mereka adalah misionaris pertama yang menginjakkan kakinya di bumi Toraja pada tanggal 05 September 1913. Perkembangan misi yang dilakukan oleh pasangan misionaris ini sangat luar biasa, dalam beberapa waktu saja mereka telah berhasil mendirikan banyak sekolah, dan para guru-guru didatangkan dari daerah-daerah yang lebih dulu dikuasai oleh Belanda, seperti: Ambon, Sangir, dan Manado.

Berdasarkan sejarah, Injil masuk di Toraja ditandai dengan babtisan pertama pada tanggal 16 Maret 1913 di sekitar kolam Makale. Itu pula yang menjadi pertimbangan peringatan 100 tahun IMT dipusatkan di bundaran kolam Makale yang menjadi bukti sejarah Injil masuk Toraja dimulai dari kolam Makale.

Menurut Theofilus, pada hari pertama Ibadah Raya akan dilakukan prosesi penyalaan obor sebagai simbol terang bagi masyarakat Toraja siap melayani sesama. Obor akan dinyalakan oleh seluruh peserta dan akan ditancapkan mengelilingi kolam Makale tempat berlangsungnya Peringatan 100 tahun IMT. Obor sebagai simbol terang akan dinyalakan mengelilingi kolam Makale selama tujuh hari sepanjang peringatan 100 tahun," ujar Theofilus.

Theofilus menyatakan, pada pembukaan 100 tahun IMT, panitia pelaksana mengedarkan daftar hadir. Masyarakat yang hadir namanya akan dicatat dalam sebuah buku. Begitu juga dengan setiap kegiatan yang dilaksanakan akan dicatat sebagai bukti sejarah bagi generasi mendatang bahwa  peringatan 100 tahun IMT pernah dilaksanakan di Toraja yang dipusatkan di kolam Makale.
Advertisement